Sabtu, 18 Juni 2016

Prolog Part 2


Siang ini Fiona berpindah rumah. Dari kediamannya yang tadinya di Amerika berpindah ke Asia.
Fiona sedang sibuk membereskan barang-barang nya untuk dirumah barunya. Debu yang berterbangan membuat Fiona terkadang terbatuk-batuk dan sesekali bersin.
Bunda dan Ayahnya juga sibuk membereskan lantai bawah. Yaa, rumahnya bertingkat. Rumah ber-cat abu-abu dan putih membuat Fiona suka akan warnanya.
Kamarnya pun membuatnya lebih merasa suka lagi. Kamar ber-cat luar angkasa. Dimulai dari gambar matahari sampai planet pluto yang mengelilingi tembok kamarnya. Galaxy bintang menambah keindahan kamarnya.
Setelah di rasanya sudah rapih, Fiona bergegas mandi. Walaupun sesekali Fiona mengeluh pada tubuhnya yang terasa tulang dalamnya mulai retak.
"Haaa capek gila." Ucap Fiona setelah selesai mengerjakan tugas mandinya. Memakai baju dengan buru-buru. Fiona sudah tidak sabar membaringkan tubuhnya di kasur empuknya.
Setelah mengeringkan rambutnya, tanpa disisir Fiona bergegas menjatuhkan tubuhnya diatas kasur kesayangannya. Memeluk boneka panda yang besar dan larut dalam mimpinya. 
******
Ilham, kakak satu-satunya yang dimiliki Fiona. Kakak yang menurutnya paling berharga itu selalu membangunkannya tiap pagi.
Kakaknya itu memiliki sifat penyayang dan sangat ramah. Pintar, baik dan memiliki wajah tampan. Menurut Fiona wajar saja kakak nya itu banyak yang menyukai.
Bahkan setiap Ilham pulang sekolah. Selalu membawa entah coklat, kado berisi baju atau lainnya. Fiona sampai heran. Kulkas dirumahnya sudah penuh akan coklat. Karena memang Ilham tidak pernah memakannya.
"Fi bangun." Ucap Ilham dengan wajah yang masih sangat berantakan. Akibat baru bangun tidur.
"Hmmm." Gurau Fiona kembali memeluk erat boneka panda besarnya itu.
"Bangun, Hari ini kan kamu harus daftar absen disekolah baru." Ucap Ilham dengan mata yang masih sedikit terbuka.
"Ihhh kan Fiona mulai sekolah besok." Ucap Fiona tanpa membuka matanya sedikit pun.
"Tapi tante bilang lo harus hadir sekarang, ngurusin data pindahan lo." Ucap Ilham dengan mata yang terbuka sempurna.
Yaa, tante Fiona adalah kepala sekolahnya nanti. Tantenya juga yang memiliki sekolah sebesar itu. sekolah yang akan Fiona tempati nanti.
Fiona bukan seperti gadis kebanyakan. Dia lebih bersifat halus, pendiam dan wajah tidak terlalu cantik menurutnya. Fiona juga memiliki hati yang tulus dan baik hati.
"Yaudah biar Abang telfon tante kalo lo gak bisa dateng sekarang. Masih cape ya?" Tanya Ilham mengelus rambut adiknya itu.
"Hmm." Ucap Fiona lalu kembali larut dalam mimpinya. 
*******
From:  08xxxxxxx
Nika, pulang sekolah nanti ke rumah tante Farida dulu ya. Kamu tau kan?
Nika mendengus malas saat tau Bunda Mengirimnya pesan. Nika memang tidak pernah menyimpan nomor Bundanya. Karena memang Nika tidak pernah juga menghapus pesan yang masuk tiap kali ada yang mengirimnya pesan.
Dengan gerakan lambat Nika menekan layar handphone nya itu. Membiarkan kedua ibu jari kanan dan kirinya menari-nari diatasnya.
Me:
Ya Bun. Lagian kenapa harus ketemu sama cewek itu sih Bun. Dia kan bisa ngurus pindahannya sendiri.
Tak lamanya mengirim pesan. Lima menit datangnya Bundanya kembali membalas.
From: 08xxxxxxx
Iya Bunda tau. Seenggaknya kenapa kita gak bantu aja sih. Lagian tante Farida kan sahabat Bunda sejak kecil. Dia banyak menolong Bunda jadi kita harus balas kebaikannya sedikit demi sedikit.
Nika mengusap wajahnya kasar. Dia menatap gurunya yang tengah mengajar sekarang. Yaa, dengan taktik bermain handphone dibalik bukunya yang dibiarkan berdiri.
Itu yang dilakukan Nika. Jika dia sudah mulai merasa bosan Nika akan memainkan Handphone nya dibalik buku yang dia biarkan berdiri. Membuka aplikasi game yang menurutnya disukainya.
"Pak saya izin ke UKS." Ucap Nika seraya berdiri dari duduknya. Ketiga temannya menatap Nika tak percaya. Biasanya Nika akan mengatakan lebih dulu kalau dia mau ke UKS agar bisa bolos bersama.
"Kamu sakit?" Tanya pak Eko. Guru olahraganya.
"Saya gak enak badan." Ucap Nika yang dibalas anggukan kepala oleh pak Eko. Dengan langkah santai Nika keluar kelas sambil memasukan kedua telapak tangannya di saku celananya.
Nika menatap lurus-lurus ke depan. Dan langkahnya sedikit demi sedikit melambat. Matanya menatap pintu UKS yang sedikit terbuka.
Sepi.
Nika masuk kedalam UKS. Dan membuka tirai lalu membaringkan tubuhnya diatas kasur UKS.
"Lo sakit?" Tanya seorang gadis secara tiba-tiba membuat Nika terlonjak kaget.
"Gak, Gue lagi banyak masalah aja. Jadi gue mau kesini". Ucap Nika acuh dan kembali memejamkan matanya.
"Mau teh anget?" Tanya Nifah. Yaa, Nifah adalah anak PMR. Dia selalu menjaga UKS jika tidak disibukan pelajaran dikelasnya. Dan kali ini kelasnya kebetulan sedang kosong.
Selama satu tahun Nifah sudah dekat dengan Nika. Bahkan Nifah selalu menyembunyikan rasa sukanya terhadap Nika sejak satu tahun yang lalu. Tentu sampai Nifah dan Nika menginjak kelas XI.
Dengan degupan jantung yang tak menentu Nifah berusaha tetap santai.
Berulang kali dia melihat Nika yang bolos menuju UKS. Bahkan dia kadang selalu ke kantin. Dan baru kali ini dia kembali bolos di UKS sekolah.
"Nih." Ucap Nifah memberikan segelas teh hangat pada Nika. Dengan senang hati Nika menerimanya dan meminumnya.
"Gue mau ke kantin." Ucap Nika menaruh gelasnya diatas nakas.
"Lo mau ikut?" Tanya Nika lagi membuat Nifah gelagapan. Selalu begini, Nifah selalu merasakan ini tiap kali dekat dengan Nika.
"Gak deh gue harus jaga UKS." Ucap Nifah menunduk. Nika mengangguk dan berjalan dengan santai menuju keluar UKS.
Nifah menarik dan menghembuskan nafasnya perlahan. Meminum teh yang tadi sempat diminum sedikit oleh Nika. Yaa, itu sudah menjadi kebiasaannya. Sejak Nika meminta minum milik Nifah. Nika juga berkata selow aja kali. Lo kan gak penyakitan. Gue juga gak penyakitan kan.
Me:
Ke kantin cepetan kalo mau bolos gue tungguin. Bilang sama yang lain. 
Dodo:
Sipdah
Nika memilih bangku pojok yang memanjang itu. Menopang dagunya dengan kedua telapak tangannya.
"Wehh bolos main keluar aja sendirian lo." Tukas Danang.
"Tahu nih untung pak Eko lagi keluar bentar jadi kita bisa keluar juga." Ucap Dodo lalu melompat dan duduk dengan sempurna disamping Nika.
"Pusing gua." Ucap Nika memijat pelipisnya.
"Lah lu bisa sakit? Gua kira lu cowok kebal akan penyakit, Anjayyyy". Ucap Gito. Mereka bertiga memang sudah bersahabat sejak kecil. Rumah bersebelahan dan bersejajar.
Nika, Danang dan Dodo memutar bola kesal. Gito itu senang sekali menambahkan kata anjay diakhir kalimatnya.
"Anjay mulu bosen gue. Gak ada yang lain apa." Ucap Dodo melempar sedotan yang memang disediakan diatas meja.
"Gak ada kata yang sempurna selain anjay, anjayyy." Ucap Gito bertepuk tangan.
"Sekali lagi lo ngomong anjay gue potong leher lo." Ucap Nika, Dodo dan Danang dengan tatapan tajam
"Ampun bang." Jawab Gito menyatukan kedua telapak tangannya hingga menempel. Meminta permohonan maaf. 
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Bel pulang sekolah sudah berbunyi. Membuat siapa pun anak sekolahan yang mendengarnya akan berteriak kegirangan. Namun tidak untuk Nika. kali ini dia sangat malas pulang.
"Nik balik bareng gak?" Tanya Dodo menepuk pundak Nika.
"Gue mau kerumah tante Farida." Ucap Nika mengusap wajahnya frustasi.
"Ohh orang yang mau jodohin lo sama anak cewe nya ya?" Tanya Gito memakai tasnya disebelah pundaknya. Yaa, teman-temannya sudah tau akan masalah yang akan dihadapi Nika nanti. Karena memang Nika suka bercerita.
"Iya." Ucap Nika singkat.
"Hati-hati Nik. Kali aja anak nya itu gendut, jerawatan atau jelek terus item gitu makanya dijodoh-jodohin sama lo. Secara kan lo punya muka ganteng gitu." Ucap Danang.
"Najis maho." Gito melempar pulpen yang sudah tidak ada isinya yang kebetulan ditemukan dikolong meja.
"Gue duluan ya, Ntar malah diomelin Ibu Siska." Ucap Nika menyebut nama Bundanya sendiri.
"Yaudah hati-hati bro." Ucap Danang yang dibalas anggukan kepala oleh Nika. 
******
"Assalamualaikum." Ucap Nika melepas sepatu nya saat sudah sampai dirumah yang ia tuju.
"Ehh anak dari Siska?" Nika memutar bolanya malas. Sudah tau pake tanya.
"Iya tante." Ucap Nika berusaha tersenyum semampunya.
"Silahkan masuk." Tanpa basa-basi Nika berjalan masuk dan duduk diruang tengah. Nika sangat tidak suka berbasa-basi terlebih dahulu. Nika lebih suka to the point agar masalah lebih cepat selesai.
"Fiona!!" Teriak Farida kepada anak perempuannya itu. Nika menutup kedua telinganya dan melepasnya saat Farida berhenti berteriak.
"Ya Bun."
GUBRAK!
"Awww." Ucap Fiona yang jatuh dari kasurnya menimbulkan suara yang cukup keras.
"Are you okey honey?!" Teriak Farida lagi.
"I'm okey mom." Fiona melangkahkan kakinya dengan gusar. Menuruni anak tangga dengan cepat. Lalu menghampiri Farida yang sedang berkacak pinggang.
"Baru bangun?" Tanya Farida. Sedangkan yang ditanya hanya merapihkan rambutnya dan mengusap wajahnya. Takut kalau-kalau ada sesuatu yang tak mengenakan untuk dilihat.
Mata Fiona membulat saat tau ada seorang laki-laki menggunakan seragam baju putih abu-abu. Duduk dengan santai di sifa rumahnya. Menatap Fiona dengan tatapan entahlah.
"Itu??" Ucap Nika membuat Farida menoleh ke arah nya.
"Ahh ini anak saya yang bernama Fiona." Ucap Farida menunjukan anak gadisnya itu. Membantu Fiona merapihkan rambutnya. Sedangkan Fiona masih diam mematung menatap Nika.
Ini siapa? . Batin Fiona bertanya-tanya.
Ini? Apa dia yang dijodohin sama gue?. Batin Nika bertanya-tanya. 
_______________________________________
01 maret 2016 
Happy Bhirtday buat Justin Drew Bieber yang ke 22th. Semoga makin sukses akan karirnya. Makin tampan dan tetep jadi Bieber yang sempurna buat Belieber.
Salam sayang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar